BILA KITA MAU MENGOLAH SAMPAH
Oleh: Yusdiana
Kpuk Mekar-Kembang Tanjong. Pidie
Manusia
hidup, sangat tergantung kehidupannya dengan alam. Alam merupakan
kebutuhan yang paling sakral bagi manusia. Manusia tidak bisa hidup
tanpa alam ini. Coba bayangkan seandainya alam ini kotor atau banyak
sampah berserakan dimana-mana. Alangkah sayangnya lingkungan kita, udara
yang kita hirup setiap harinya. Bahkan lingkungan yang kotor karena
tumpukan sampah yang juga berserakan itu selalu menimbulkan penyakit
bagi manusia.
Nah, berbicara tentang sampah, tentu
tidak habis-habisnya. Karena,
hingga kini persoalan sampah yang dihasilkan manusia belum dapat dikelola dengan baik. Pemerintah daerah pun hingga kini belum mendapatkan solusi yang terbaik. Persoalannya macam-macam. Masalah yang paling besar bagi pemerintah justru pada masalah anggaran untuk itu. Benarkah demikian?
hingga kini persoalan sampah yang dihasilkan manusia belum dapat dikelola dengan baik. Pemerintah daerah pun hingga kini belum mendapatkan solusi yang terbaik. Persoalannya macam-macam. Masalah yang paling besar bagi pemerintah justru pada masalah anggaran untuk itu. Benarkah demikian?
Pembuangan
sampah-sampah ke sungai, akan menyebabkan terjadinya pencemaran
terhadap air sungai tersebut. Apalagi ada juga yang membuang limbah
manusia ke sungai. Sungguh sangat tidak bermoral. Apakah mereka tidak
menyadari betapa pentingnya air sungai bagi kehidupan masyarakat di
desa-desa. Pembuangan sampah dan limbah ke sungai akan mengakibatkan
terhambatnya proses air tanah. Apalagi kalau ada sampah-sampah plastik
yang tidak bisa diuraikan oleh tanah, akan mengakibatkan menumpuknya
sampah dan limbah. Dan tatkala musim
pasang tiba, sungai tidak bisa menahan air sungai yang deras dan
akhirnya terjadilah pengikisan tanah dan sangat tidak sanggup menahan
tekanan air tadi dan lalu mencari daratan baru, yang akhirnya meluap
kepermukaan dan akan menyebabkan banjir melanda
perkampungan-perkampungan tadi. Coba kita renungkan siapa yang salah? Dan apakah kita tidak berpikir siapa nantinya yang akan bersusah payah membersihkannya? Tentunyanya kita kaum perempuan jugakan?.
Tercemarnya
air sungai akibat pembuangan sampah dan limbah yang bukan pada
tempatnya juga akan mengakibatkan kelangkaan air tanah semakin sedikit. Kelangkaan air bersih membuat
hidup kita menjadi susah.Karena hidup dengan kekurangan air bersih,
bisa menyebabkan munculnya berbagai dan macam penyakit, seperti penyakit
kulit, saluran pernafasan dan banyak penyakit lainnya.
Ketika
penyakit datang, biasanya perempuan sangat rentan terhadap penyakit.
Apalagi dalam kehdupan sehari-hari, perempuan bisa dikatakan setiap hari
berhadapan dengan sampah dan air, karena perempuan diposisikan sebagai
orang yang mengurus rumah tangga. Oleh sebab itu, kita sebagai
perempuan, pernahkah kita menyadari bahwa kita perempuan juga penghasil
sampah terbanyak setiap hari? Pernah kita sadar dan berfikir untuk
mengelolalnya dengan benar? Baik
itu di rumah tangga maupun sampah-sampah dari sekitar lingkungan kita.
Apakah kita pernah menyadarinya atau kita pernah membayangkan seandainya
ada anggota keluarga kita yang sakit akibat sampah tersebut?
Agaknya
kita sebagai perempuan, memang harus bijak dalam mengelola
sampah-sampah yang kita hasilkan setiap hari. Karena sesungguhnya
sampah-sampah yang kita produk setiap hari tersebut bisa kita kelola dan
kita manfaatkan. Banyak orang yang sudah berhasil mengolah sampah jadi
rupiah. Agar kita bisa mengolah sampah-sampah tersebut jadi rupiah, kita
memang harus mau belajar. Mungkin kita bisa belajar dari orang-orang
yang kreatif di pulau Jawa. Masyarakat disana sudah menyadari betapa
pentingnya mengumpulkan sampah-sampah, apalagi sampah-sampah rumah
tangga. Sementara masyarakat kita di desa, masih
membuang sampah sembarangan dan asal buang saja. Mereka membuangnya di
pinggir-pinggir sungai yang air sungai tersebut dipergunakan untuk
keperluan masyarakat tersebut, baik untuk mencuci, mandi dan bahkan ada
yang masih menggunakannya untuk air minum. Walaupun masyarakat tersebut
menyaring air tersebut dengan pasir dan batu-batu kerikil juga ijuk,
tapi kesehatannya belum tentu terjamin.
Kiranya,
untuk bisa belajar, kita bisa biasakan diri membaca buku dan membaca
media massa seperti majalah dan lain-lain. Banyak buku danmedia yang
menulis soal itu. Dengan adanya tulisan-tulisan tentang lingkungan
sekitar kita yang ada kaitannya dengan sampah. Saya sangat berterima
kasih sekali kepada media yang mau menuliskan artikel tentang kebersihan
lingkungan dari sampah, mungkin tidak ada lagi orang membuang sampah
sembarangan. Apalagi sekarang di kota-kota besar di himbau untuk
mengumpulkan sampah-sampah, baik itu sampah kering maupun sampah basah
dari lingkungan rumah tangga kita, karena dari sampah-sampah tersebut
bisa diproses menjadi pupuk kompos yang alami, sehat dan ramah
lingkungan. Semoga saja kita mau dan sadar akan hal ini.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar