Kamis, 10 November 2011

sungai kapuas menjadi termpat tumpukan sampah

Sungai Kapuas Jadi Tumpukan Sampah Jumat, 28 Oktober 2011 09:37 Endang Kusmiyati Bila anda ke Kota Sintang dan singgah di salah satu warung makanan di tepian Sungai Kapuas tepatnya Jln.Katamso, anda akan mendapatkan sajian aneka makanan yang menggoda selera. Namun bila anda sedikit menundukkan kepala melihat tepian sungai, bisa-bisa selera makan anda akan hilang. Tumpukan sampah yang diproduksi oleh warung-warung makanan di sekitar pantai sungai tertumpuk di pinggir sungai. Tak jarang, tumpukan sampah ini menimbulkan bau tak sedap yang membuat kita terpaksa harus menutup hidung. Tumpukan sampah ini akan terus bertambah setiap harinya, tanpa ada pengerukan hingga saat ini. tumpukan sampah ini selain bisa mencemari air sungai juga akan menyebabkan terjadinya pendangkalan sungai. “Mestinya pemerintah dalam hal ini instansi terkait jeli melihat hal ini. Jangan sampai sampah-sampah itu menimbulkan masalah yang lebih besar di kemudian hari. Apalagi Sungai Kapuas ini menjadi urat nadi kehidupan masyarakat Sintang, khususnya yang tinggal tak jauh dari sungai,” ungkap Yudi Saputra, pemerhati masalah lingkungan yang juga warga Masuka belum lama ini. Ia juga mengatakan tumpukan sampah di tepi sungai Kapuas juga menyebabkan keindahan kota Sintang menjadi tercoreng. Tidak hanya itu, impian pemerintah daerah Sintang untuk mewujudkan Sintang menjadi kota “Bersemi” hanya akan tinggal menjadi harapan dan slogan saja. Dikatakan Yudi, para pemilik warung yang ada di tepian sungai Kapuas di kawasan Sungai Durian dengan seenak hati membuang sampah ke sungai. Tak tahu pasti, apakah para pemilik warung tersebut tak tahu bahwa ada larangan membuang sampah di sungai atau memang tak disediakan tempat pembuangan sampah di sekitar kawasan tersebut. Tumpukan sampah itu akan kian menjijikan mana kala sungai surut. Aneka sampah baik sampah kering maupun sampah basah jadi satu di hampir seluruh tepi sungai di kawasan tersebut. Begitu juga bila air pasang, sampah akan mengapung berserakan. Masalah sampah ini menurut Yudi harus disikapi serius oleh pemerintah melalui instansi terkait. Bila pembuangan sampah masih sembarangan, terlebih sungai yang menjadi tempat pembuangan, lambat laun sungai tersebut akan menjadi tercemar. “Kita tidak sepenuhnya menyalahkan pemilik warung maupun masyarakat. Tapi bagaimanapun memang harus ada andil dari pemerintah,” kata Yudi. Selain diperlukan tempat pembuangan sampah menurutnya pihak pemerintah dalam hal ini instansi terkait harus pula memberikan arahan kepada pemilik warung agar tidak membuang sampah ke sungai atau sembarangan. “Kalau melihat sampah di tepi sungai itu, rasanya sangat kontras dengan adipura untuk kota Sintang yang katanya selalu naik atau meningkat,” ujarnya sambil tersenyum kecut.

1 komentar:

  1. ayo bergabung bersama kami untuk CLEAN UP KAPUAS RIVER. mudah2an kita cocok dan satu visi untuk membersihkan kapuas.

    call me @ endriprastiono@yahoo.com atau pastiukur@gmail.com

    BalasHapus

STOP BUANG SAMPAH KE SUNGAI KAPUAS



kapuas merupakan suatu anugerah akan kekayaan alam yang dimiliki oleh negara kita, daerah kita, provinsi tempat kita tinggal, hidup, berkembang biak. Mustahil kita dapat seperti ini tanpa adanya sungai yang melintasi tempat tinggal kita ini. Dan tak keberatan seharusnya jika kita mulai detik ini berhenti mengotori sungai yang membuat kita maju seperti sekarang ini. tentu kita tak ingin bila kota ini, tempat yang kita diami menjadi jakarta dengan sampah yang menggunung dan bantaran kali atau sungai yang penuh sesak dengan sampah. Padahal kita tahu sungai bukanlah tempat sampah. Stop waste the kapuas river.
Bayangkan jika setiap rumah ditepian sungai kita membuang sampah sedikitnya 5 kilogram ke sungai kapuas, niscaya berton-ton sampah akan terkumpul sepanjang aliran sungai ini dari hulu sampai hilir. Apakah kita akan diam. Semua butuh dukungan, mari kita sukseskan program sungai tanpa sampah.
Marilah kita belajar samapi kenegeri Jiran saja.Tidak usah ke negeri cina. Coba lihat dan amati, apakah sungai yang membelah kota Kuching di serawak ada sampah terhanyut?apakah hal itu hanya dinegeri kita saja?apakah kita tidak malu?jawabanya hanya bisa kita tentukan sendiri. Untuk saya pribadi, sangat malu dan sedih.