Minggu, 13 November 2011

sungai ciliwung

Pada jaman dahulu, sungai Ciliwung sering digunakan para saudagar untuk mengangkut barang dagangan berupa hasil bumi maupun industri kerajinan dengan menggunakan perahu kecil.  
Sebenarnya, sampai dengan tahun 2011 ini, di bagian hulu sungai Ciliwung masih belum terkena polusi. Airnya masih bersih, sejuk dan segar. Di sepanjang aliran sungainya juga tidak terdapat tumpukan sampah limbah industri maupun limbah rumah tangga. 

Hulu sungai Ciliwung di Puncak Cisarua melewati Kebun Raya Bogor menuju kawasan hilir Jakarta. Di bagian hulu, sungai Ciliwung masih belum tercemar. (Picture by lifeisgift.wordpress.com)
Sungai Ciliwung berhulu di sebuah dataran tinggi di perbatasan Kabupaten Bogor dan
Kabupaten Cianjur Jawa Barat. Tepatnya di Gunung Gede, Gunung Pangrango, dan kawasan wisata Puncak. Setelah itu aliran sungai mengalir terus ke timur Depok. Kemudian dihilir sungai Ciliwung mengalir di wilayah Jakarta Selatan dan Jakarta Timur. Di Manggarai dibuat Banjir Kanal Barat yang membelok ke arah utara hingga aliran sungai menuju ke Tanah Abang, Tomang, Jembatan Lima dan berakhir di dekat bibir pantai di Pluit Jakarta Utara.
Sayang sekali karena semua keindahan harmoni alam di hilir Sungai Ciliwung kini tinggal kenangan. Anak-anak kita lahir, tumbuh, dan besar di lingkungan sungai yang tercemar oleh limbah sampah plastik yang menumpuk di sepanjang aliran sungai Ciliwung yang melintas di Jakarta. Harmoni alam yang ramah kini sudah lenyap. 

Mampukah kita mengembalikan kejernihan dan keindahan sungai Ciliwung seperti dulu?
Anak-anak bermain di sungai Ciliwung yang tercemar sampah plastik (picture by  beritajakarta.com)
 
Mudah-mudahan kesadaran masing-masing individu kini semakin tinggi untuk tidak membuang sampah plastik ke sungai Ciliwung. Jika demikian maka masa depan Ciliwung dan keindahannya akan dapat kita nikmati seperti pada masa jayanya dahulu kala.

Para perempuan Jakarta pun dapat memulainya dari dapur rumah masing-masing yaitu dengan tidak menggunakan kantong plastik ketika belanja ke pasar tradisional. 
Gunakan keranjang belanja yang pernah dipakai oleh para perempuan bersahaja di jaman dahulu demi kelestarian lingkungan sekitar

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

STOP BUANG SAMPAH KE SUNGAI KAPUAS



kapuas merupakan suatu anugerah akan kekayaan alam yang dimiliki oleh negara kita, daerah kita, provinsi tempat kita tinggal, hidup, berkembang biak. Mustahil kita dapat seperti ini tanpa adanya sungai yang melintasi tempat tinggal kita ini. Dan tak keberatan seharusnya jika kita mulai detik ini berhenti mengotori sungai yang membuat kita maju seperti sekarang ini. tentu kita tak ingin bila kota ini, tempat yang kita diami menjadi jakarta dengan sampah yang menggunung dan bantaran kali atau sungai yang penuh sesak dengan sampah. Padahal kita tahu sungai bukanlah tempat sampah. Stop waste the kapuas river.
Bayangkan jika setiap rumah ditepian sungai kita membuang sampah sedikitnya 5 kilogram ke sungai kapuas, niscaya berton-ton sampah akan terkumpul sepanjang aliran sungai ini dari hulu sampai hilir. Apakah kita akan diam. Semua butuh dukungan, mari kita sukseskan program sungai tanpa sampah.
Marilah kita belajar samapi kenegeri Jiran saja.Tidak usah ke negeri cina. Coba lihat dan amati, apakah sungai yang membelah kota Kuching di serawak ada sampah terhanyut?apakah hal itu hanya dinegeri kita saja?apakah kita tidak malu?jawabanya hanya bisa kita tentukan sendiri. Untuk saya pribadi, sangat malu dan sedih.