Artikel ini pertama kali dimuat oleh Yahoo! Newsroom Malaysia. Versi asli tulisan bisa dibaca disini.
Oleh Susan Tam
Sebuah rekaman video memperdengarkan suara tawa wanita yang memecah keheningan malam. Rekaman tersebut dibuat pada pukul 1:48 dini hari di sebuah pemakaman Cina di daerah Sungai Petani, Kedah, pada Maret 2009.
Paranormal dan ketua dari Malaysian Ghost Research (Peneliti Hantu Malaysia), Augustine Towonsing, berkata,
"suara tertawa wanita" tersebut merupakan suara makhluk gaib bernama “pontianak”.
Augustine adalah orang yang percaya keberadaan hantu dalam bentuk energi murni yang tidak memiliki bentuk fisik, melainkan medan magnet. Sehingga keberadaan mereka tampak di alat pindai elektrik dan kamera.
"Karena itu, melihat penampakan pontianak, sebagai contoh, merupakan penjelasan atas penampakan metafisik dari hantu," kata Augustine, yang berpengalaman lebih dari sepuluh tahun di bidang paranormal, kepada Yahoo!.
Sejarah pontianak
Di cerita rakyat Malaysia dan Indonesia, pontianak dikenal sebagai hantu wanita yang meninggal ketika melahirkan. Beberapa argumen mengatakan, pontianak merupakan evolusi dari hantu lain bernama langsuir. Ada pula yang bilang, pontianak merupakan anak langsuir.
Dikisahkan, pontianak muncul setelah seorang wanita cantik melahirkan bayi yang langsung meninggal. Karena kaget, wanita tersebut pun langsung meninggal.
"Saat mendengar berita buruk tersebut, wanita itu menepukkan tangannya dan langsung terbang sambil tertawa terkikik-kikik dan hinggap di sebuah pohon," tulisnya.
Pontianak dikenal menggunakan jubah hijau, kuku yang runcing dan rambut hitam yang panjang, yang panjangnya sampai pergelangan kaki. Banyak orang percaya, dia hidup seperti burung hantu, hinggap di pepohonan, dan lainnya percaya bahwa dia hidup di dekat pohon pisang.
“Menurut cerita, rambutnya sengaja panjang untuk menyembunyikan lubang di belakang leher, yang berguna untuk mengisap darah anak-anak,” tutur William.
Pontianak dipercaya mengincar anak yang baru lahir. Menurut mitologi Malaysia, strategi untuk melawan pontianak adalah dengan menangkap mereka dan menggunting kuku dan rambutnya, lalu menjejalkan rambut dan kuku itu di lubang belakang lehernya.
William menjelaskan, cara itu akan mengubah pontianak kembali menjadi wanita biasa.
Pemancingan dan bayi yang baru lahir
Terdapat versi lain soal keberadaan pontianak. Beberapa orang percaya, dia merupakan hantu dari seorang wanita yang meninggal ketika melahirkan. Pontianak kembali sebagai arwah penasaran, yang membenci para wanita normal. Pontianak dapat muncul sebagai wanita biasa untuk menggoda para pria dan mengisap darah mereka.
Cerita lain tentang pontianak adalah, para hantu wanita tersebut dikenal suka makan ikan, dan sering "terlihat" berada di kerumunan pemancing di hulu sungai. Mereka menunggu untuk mencuri tangkapan mereka.
Penduduk Kampung Pontianak di Pulau Pemanggil, Mersing, mengatakan kepada penyelidik paranormal dari Singapura bahwa di pulau tersebut, terdapat satu pontianak yang memakan bayi yang baru lahir. Pontianak tipe itu dapat melepaskan kepalanya ketika mulai menyerang, biasanya pada malam hari. Hantu wanita itu lebih suka bayi laki-laki.
Pada suatu malam, hantu pontianak mendengar erangan seorang wanita sedang melahirkan di kampung tersebut. Ia lalu melepaskan kepalanya dan terbang ke arah rumah wanita yang sedang melahirkan, tidak sadar bahwa sudah ada sekelompok warga yang sudah menyiapkan penyergapan.
Warga desa tersebut menangkapnya dengan sebuah jaring, yang menyebabkan tubuhnya datang untuk bersatu dengan kepalanya. Tetapi, sekelompok warga lainnya membunuh tubuh pontianak tersebut dengan membakarnya. Jadi, tanpa adanya tubuh untuk kembali, pontianak tersebut hancur.
Legenda abadi
Mitos pontianak cukup populer di berbagai media, terutama layar perak. Film pertama tentang makhluk halus ini dibuat ketika Malaysia merdeka pada tahun 1957. Sayangnya produser film tersebut membuang rol film ke kolam bekas tambang karena ruang penyimpanan di rumahnya sudah tidak cukup.
Walau hantu wanita di Kampung Pontianak sudah dihancurkan, dia tetap "hidup" di dunia modern. Lebih dari 50 tahun kemudian, film komedi seperti “Tolong! Awek Aku Pontianak” masih banyak ditonton orang.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar